Sampah atau limbah makanan merupakan makanan yang terbuang atau tidak dapat dikonsumsi lagi oleh manusia. Sampah makanan dibagi menjadi dua yakni food loss dan food waste, perbedaannya terletak pada penyebab terbentuknya. Lalu apa saja penyebab terjadinya food loss dan food waste? Food loss mulai terjadi pada tahap produksi, pascapanen yang meliputi penanganan dan penyimpanan, dan proses pengolahan, sedangkan food waste (limbah makanan) terjadi ketika sudah mencapai retailer dan konsumennya.

Tahap produksi pertanian adalah tahap awal mulai food loss, contohnya pada produksi sayuran dan buah-buahan. Pada tahap ini, sayuran dan buah-buahan yang terkena dampak kerusakan hasil panen yang disebabkan oleh cuaca yang buruk dan hama akan terbuang, tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh manusia, dan menjadi limbah/sampah. Kemudian kerusakan mekanis selama operasi panen seperti saat penebangan dan pemetikan menggunakan alat tidak menutup kemungkinan menyebabkan kerusakan kerusakan pada sayur dan buah-buahan.

Penanganan dan penyimpanan pasca panen penyebab terjadinya food loss. Makanan yang disimpan memiliki kondisi optimum agar dapat bertahan, sehingga dalam hal ini kualitas penyimpanan makanan berperan penting dalam mencegah terbuangnya makanan. Kemudian proses pengolahan termasuk kerugian yang terjadi selama proses industri atau domestik. Misalnya susu yang akan diolah menjadi keju dan yoghurt dalam proses pengolahannya kemungkinan kegagalan dapat terjadi.

Distribusi/penjualan menjadi salah satu penyebab diantaranya sistem pasar dan sistem penjualan, salah satunya contoh karena makanan memiliki batas waktu untuk dikonsumsi (expired), makanan yang sudah kadaluwarsa tidak dapat dikonsumsi lagi sehingga akan dibuang dan menjadi sampah. Konsumsi berarti berada pada konsumen, dalam hal ini sudah mencapai tingkat limbah, jika konsumen sudah tidak dapat menghabiskan makanan maka akan menjadi sampah atau limbah makanan yang berada dalam skala rumah tangga.

Apa dampak yang akan terjadi?

Limbah makanan bukan hanya berdampak negatif pada lingkungan tetapi ekonomi dan sosial juga dapat terkena dampaknya. Dampak negatif terhadap lingkungan yang telah banyak diketahui adalah sampah atau limbah makanan merepresentasikan pemborosan air, tanah, energi, dan sumber daya alam lain yang digunakan dalam memproduksi makanan. Faktanya sumberdaya yang digunakan untuk memproduski makanan terbuang dan menghasilkan emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia. Dampak negatif ekonomi yang dirasakan adalah biaya lahan pertanian, biaya makanan yang terbuang sia-sia, dan eksternalitas negatif yang dihasilkan.

Bagaimana menanggulanginya?

Sebenarnya ada banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi sampah atau limbah makanan diantarnya dijadikan kompos, pakan ternak, dan daur ulang. Sebagai pelaku konsumsi, cara sederhana yang dapat dilakukan adalah tidak membuang-buang makanan karena termasuk salah satu pemborosan dan akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

Teks : Mulya Sukawati / Yayasan Kanopi Indonesia

Referensi

Buchner, B., C. Fischler., E. Gustafson., J. Reilly., G. Riccardi., C. Ricordi., and U. Veronesi. 2012. Food Wate: Causes, impact, and proposal. Barilla Center for Food and Nutrition

Gustavsson, J., C. Cederberg., U. Sonesson., R. V. Otterdijk, and A. Meybeck. 2011. Food Losses and Food Waste. Food And Agriculture Organization of The United Nations. Rome.